Halaman

Sabtu, 21 Mei 2011

......SEPENGGAL CERITA......

desau angin selat malaka berhembus perlahan,
menghantarkan kabar berita dari seberang,
dulu kau menjadi saksi,
betapa gelora ombak samudera saat meradang,
menghempas dan menerjang segala,
menyeret benda dan juga manusia,
tak bersisa,

desau angin selat malaka berhembus perlahan,
menghantarkan duka nestapa insan yang tersisa,
mengundang bala dari seluruh negeri tetangga,
ber hari, ber minggu, ber bulan dan bertahun menebar asa,
menabur benih harapan bagi semua,

di sana,
desau angin gunung dan jejak rimba seulawah,
kau bersaksi pada dunia,
ada sejumput asa perlawanan,
ada sejengkal langkah pertahanan,
ada selempang yang menghadang,

di sana,
perlawanan tak hanya wacana,
pertikaian bukan omong kosong belaka,
dan jiwa pun kadang tak memiliki makna,

kini,
di tanah ini,
bumi yang masih bisa menerima diri kita, aku, kamu dan mereka,
bersuka bersama pada damai negeri,
bermain bersama pada hijau dedaunan, pada hangat mentari,
 
desau angin selat malaka berhembus perlahan,
desau angin gunung dan jejak rimba seulawah,
masih berkabar tentang kita

-dta-
+Pal 0 Km Indonesia+




Rabu, 18 Mei 2011

CORAT CORET

: di copy dari http://www.facebook.com/home.php?sk=group_174342935938173&id=205844839454649&notif_t=group_activity 


Untuk yang mengkritikku corat-coret baju
Berapa kali sih aku corat-coret baju dalam tiga tahun?
Itu cuma pelampiasan emosi saja.
Jangan dibilang tidak peduli sosial.

Kau bilang aku buang-buang duit
Lebih baik untuk kaum miskin
Memang pikiranmu cuma tentang duit
Sok arif dan sok suci

Apa kau pernah hitung
Duit yang kau habiskan untuk rokok sebulan ini
Mungkin memang kau malu menghitung
Duit yang kau sembunyikan dari istri 

Kau tak akan mau mengakui
Berapa yang kau habiskan di panti pijat
Pasti kau akan malu
Jika kami temui kau dan selingkuhanmu habis menginap

Dan kau juga wanita
Yang bersembunyi di balik topengmu
Ikut-ikutan mencela
Dalam hatimu siapa tahu?

Pernahkah kauhitung
Berapa perhiasan yang kaubeli tanpa suamimu tahu?
Pernahkan kau singgung
Berapa kosmetik yang kausembunyikan dari suamimu?

Berapa banyak kalian habiskan untuk diri sendiri?
Tanpa peduli pada sesama 
Sedangkan aku coret-coret tiga tahun sekali
Sebaiknya kalian diam saja!


diterbitkan oleh :
-dta-
+Pal 0 Km Indonesia+
warung kupi lampaseh kota, BNA

Selasa, 17 Mei 2011

KIDUNG RINDU DARI KAMPUNG

Sebutir pasir di lempang pantai lampu'uk,
Tak berarti apa apa,
Terbentang sepanjang tanjung di balik gelegar samudra,

Segenggam debu  ditaburkan,
Berserak tak meninggalkan bekas,
Melayang jauh entah kemana,

Rindu ku masih ada dalam hening senja itu,
Rindu ku semakin membara dalam dada,
Rindu ku tak pernah pudar,

Kala ku terima sapa halo dari seberang sana,
Di balik cakrawala yang tak bisa ku hampiri,
"Pak.......aku kangen......", ujarnya pilu.

Sayangku......permata hatiku......
Tak kuasa ku menahan kelu,
Aku juga punya rasa rindu yang selalu menggelora,
Di balik kerasnya rahang ini,
Di balik sigapnya badan ini,
Di balik gelak tawa yang ada,

"Pak.....aku rindu......."ujarnya lagi.
Perlahan........sedikit berbisik.....kau mengatakannya,
"iya....anak ku, bapak juga kangen...", balas ku.
Hanya itu.....iya hanya itu yang bisa kukatakan,
Tak ada lagi yang bisa aku sampaikan,
Tak ada........dan tak kuasa.........,
Terhempas dalam semilir angin senja itu,

Malam menjelang.......semua sepi......sendiri.....
.................................
.................................


-dta-
+Pal 0 Km Indonesia+





EGOIS .......katanya.......

panas siang ini....serasa panas hati ku.....
tak mengapa......
biar saja.......kan ku jalani dalam kelu hati ini....
dalam debu yang menerpa wajah di atas kereta.....
dalam bisu atas mega tak bergerak......
dalam lumpuh derak langkah tak kuasa.....
dalam mekar teratai dini hari....
..........


Djoko Triatmo Ali pada 10 Maret 2011 jam 11:31

dta
+Pal 0 Km Indonesia+